Bloggerhelper

talk about blogging, content, music and design

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia,BLogger,google, Pesta Blogger
Blogger Indonesia, selamat ulang tahun. Entah kapan Blogger Indonesia berulang tahun dan berpesta blogger. Intinya saya ucapkan selamat. Entah kapan tulisan ini dimuat google, saya ucapkan selamat. Sebelum lanjut, saya ingat tulisan R.A. Kartini : Nota, tertanggal Jepara, Januari 1903. Mengutip ujaran salah seorang petinggi pribumi. Awalnya soal nasi merah-putih, selebihnya soal egosentrisme, begini kutipannya...

…terutama kaum aristokratnya, bagi dirinya sendiri lebih suka dihidangi nasi putih di atas meja makannya, tapi tak rela melihat orang lain demikian juga; bagi orang lain dianggapnya nasi merah sudah lebih dari cukup. “Pertahankan kebodohan khalayak ramai, orangpun akan tetap berkuasa atas mereka!” demikian semboyan banyak, dan kebanyakan pejabat tinggi yang makan hati melihat orang lain juga berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan.”

Up to date sekali, padahal itu ditulis tahun 1903. Dapet dari mana...
Kalimat itu saya cungkil dari buku “Panggil Aku Kartini Saja” karangan Pramoedya Ananta Toer, yang isinya lebih banyak mengupas Surat-surat Kartini kepada Stella. Surat-surat yang marak protes dan kepeduliannya pada pendidikan dan perkembangan bangsanya kala itu. Yang sudah bisa, menularkan ilmunya kepada yang belum bisa. Mudah, kan? Namun tidak se-sederhana itu. Kondisi saat itu tidak memungkinkan Seorang lulusan HBS untuk mewartakan ilmunya pada rakyat jelata. Dilarang! Secanggih apapun sebuah penemuan, tidak akan berlaku jika penguasa bilang "tidak." Itulah feodalisme yang rusak. Paham yang bisa menyumbat logika dan nurani. Riuh dengan kekuasaan kosong, pelit, dan jauh dari unsur berbagi. 

Kaitannya dengan Blogger Indonesia...
Engg...Nggak Ada. Ya cuma itu aja.

Lha, tadi katanya mau cerita tentang Blogger Indonesia...
Apa yang mau diceritakan. Blogger Indonesia itu siapa saja, saya nggak tau. Yang saya tau ,ya cuma nulis. Apa yang saya tau, ya saya tulis. Itu saja.

Berarti selesai sampai disini ngobrolnya..
Jangan dulu. Ini ada cerita tentang seorang Blogger Indonesia. Saya memanggilnya Mbak Linda. Nama lengkapnya, Linda Djalil. Mbak Linda pernah bekerja di majalah Tempo, dan Gatra. Total sudah 23 tahun menjadi wartawan dan penulis lepas di berbagai majalah wanita. Tahun 2010 ini, sudah sekitar 10 tahun Mbak Linda nggak jadi wartawan lagi, tapi tetap menulis di Kompasiana.com. Disamping rajin menulis, Mbak Linda juga jago maen piano. Dia bilang, musik dan tulis menulis adalah aliran jiwa, semburan nafas yang dahsyat dan sebuah semangat kehidupan.

Pelan-pelan, Mas. Nyembur tenan...
Maap. Saking semangatnya, sampek gelas kopi susu disebelah saya ini ikutan tumpah. Eman-eman, rong ewu mangatus. Piye, lanjut?

Sebentar, penulis merangkap pianis...
Ngakunya, pianis rumahan. Tapi kalau dilihat buku pianonya, ini lumayan mumet. Apalagi mendengar jawaban anak sekarang kalau disuruh baca not balok. "Ngapain susah-susah, Om. Kan sudah ada komputer yang bisa ngeluarin not balok." Ini jawaban yang membuat aku mumet. Kalau tak ajari not angka, nanti dibilang kayak gamelan.

Hehe iya, Sibellius dan Finale kan bisa gratisan ya bro...
Padahal temenku di Aussi sampek nabung buat beli Finale. Kasihan, negara maju kok masih ada acara nabung segala. Hehe. Tapi semangatnya yang perlu digaris bawahi. Demikian juga dengan semangat Mbak Linda dalam menulis dan belajar piano...

Satu-satu dulu. Yang belajar piano dulu aja...
Kopas email aja, ya. Soalnya alur ceritanya udah bagus. Cuma mbenerin huruf besarnya aja....

"Waktu kecil saya madatan sekali lihat piano orang, tidak mampu memiliki karena ayah saya miskin bangkrut ditipu sahabatnya sendiri. Dulu di sebelah rumah ada dokter cina kaya, anaknya yg remaja belajar piano dengan grand piano mewah, dan Nick Mamahit tiap minggu datang mengajar. Dari balik pagar saya dengar terus, saya menyimak apa yang mereka mainkan. Lalu saya tiru dengan piano mainan buatan cina sebesar mesin ketik itu. Begitu Nick Mamahit selesai kasih les, saya datang ke sebelah, minta izin pinjam piano.

Puluhan tahun kemudian,  waktu lihat Nick Mamahit main di mandarin hotel, saya datangi. Saya bilang dulu saya ngiler ingin main seperti Om. Lalu saya disuruh main di situ satu lagu. Dia bengong aja. Dia tahu persis dulu ada anak miskin usia 8 tahunan di tetangga sebelah dokter cina kaya.

Saat saya datangi tetangga sebelah itu dulu, ibu dokter bilang, boleh tapi kamu cuci tangan dulu, ya Linda. Dan saya coba main, sesuai yg saya dengar dari balik pagar. Persis seperti yang Nick Mamahit dan Lani mainkan. 

Kalau ingat kisah dulu itu, air mata saya ngalir, betapa kemiskinan bisa menerpa orang menjadi gigih dan dikasih mujizat apapun oleh Yang Kuasa…
 
Saya masuk YPM, sebuah sekolah musik buka jam 3, jam 1 saya udah nongkrong dan memaksa si tukang sapu untuk membukakan kelas agar saya bisa latihan sebelumnya. Akhirnya saya dikasih ayah piano korban banjir milik kakaknya. Suaranya jelek sekali. Susah untuk disetem. Tiba-tiba saat ujian piano tahun kedua, saya disuruh loncat kelas, dan se-YPM gempar."

Terharu aku, Gah..
Iya, Bleh. Sebentar, ini kok seperti percakapan antara Pak Ogah dan Pak Ableh waktu mereka menemukan makanan di dekat tong sampah. "Enak ya, Bleh." Lalu jawab Pak Ableh, " Iya, Gah". Hehe.

Sekarang soal menulis...
Besoak aja ya, Bleh. Ngantuk. 

bersambung ke Artikel " Mbak Linda menulis"...

Share this:

ABOUTME

Hi all. This is deepak from Bthemez. We're providing content for Bold site and we’ve been in internet, social media and affiliate for too long time and its my profession. We are web designer & developer living India! What can I say, we are the best..

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment