Kita sudah terbiasa memandang game sebagai ancaman bagi metode belajar konvensional. Buku cetak masih sebagai raja, guru sebagai perdana menterinya, dan games, playstation, social game sebagai salah satu musuhnya. Disini ada tiga kegunaan games, pertama di bidang literacy, kemiliteran dan terakhir kesehatan.

Penelitian kegunaan World of Warcraft - James Gee, seorang professor dari Arizona State University, dalam bukunya berjudul “What Video Games Have to Teach Us About Learning and Literacy” mengatakan pentingnya game sebagai media pembelajaran. Contohnya dalam game World of Warcraft dan Half Life 2,  secara tidak langsung kita diajak untuk mengevaluasi dan memperdalam teori perkembangan kognitive, diantaranya rasa identitas, bagaimana kita memahami makna, bagaimana kita mengevaluasi dan mengikuti perintah, memilih model peran, serta memandang  kehidupan kita di  dunia.

Simulator bidang kemiliteran, aneka simulator games sudah sering dipakai dan terbukti cocok. Seperti simulator untuk menerbangkan pesawat, mengendarai tank, terbukti efektif dalam proses pelatihan pengasaan alat. Belum lama ini, simulator SIM juga sempat dipermasalahkan di Indonesia, ya tho? 

Games dan Chemotherapy - Mengapa sekolah tidak melirik games sebagai media pembelajaran?  Misalnya untuk menjelaskan sejarah, geografi, bahkan matematika. Apalagi untuk menjelaskan biologi. Seperti yang dikatakan oleh Mark Griffiths, seorang professor dari Nottingham Trent University, Inggris,“ Games masih diremehkan. Kehadirannya dianggap mengganggu. Padahal dalam beberapa kasus kesehatan seperti chemotherapy, games terbukti ampuh membantu pasien melupakan rasa sakitnya. Game juga terbukti beberapa kali berguna bagi mereka yang menjalani fisioterapi saat menderita cidera tangan".